[RP OPEN] First Day at Fatalite

Fatalite Academy.

Di snilah Irvy berada sekarang. Ditatapnya berbang sekolah itu sbenetar, kemudian melangkah ke dalam. Sekolah ini lebih luas daripada dugaannya. Di sinilah dia akan memulai kehidupan barunya.

Irvy mengecek senjatanya. Pisaunya masih ada dibalik lengan bajunya. Dia bersiap-siap seandainya ada yang mendadak menyerangnya. Walaupun dia di sekolah, tapi dia tidak boleh mengedurkan kewaspadaannya.

Mendadak dia merasakan kehadiran seseorang. Spontan Irvy mengeluarkan pisaunya dan mengacungkannya pada orang tersebut.

"Siapa kamu?" tanyanya tajam. Kewaspadaannya meningkat.

---

OOC : Yang pertama reply adalah orang yang ditodongin pisau ama Irvy.

Penodongan dengan pisau, bukan hal baru bagi Ryu. Ia sudah sering diincar oleh penjahat. Tidak sulit untuk menghentikannya hanya dengan menggunakan kekuatannya maka pisau itu pasti terlepas.

Baru saja pelajaran selesai dan ian ingin beristirahat, namun tampaknya waktu istirahatnya diganggu. Wajahnya rasanya pernah Ryu lihat, kalau tidak salah ia ada dalam berkas murid baru yang pernah dilihatnya di kantor Quintz.

"Tidak perlu menodongkan pisau."

"Anda murid baru bukan?" Ucap Ryu dengan senyum penuh arti khas Adrian.

"Tidak perlu menodongkan pisau."

Irvy mengacuhkan ucapannya dan mengamati pemuda yang jadi nyaris jadi sasarannya. Kelihatannya dia tidak lebih tua daripada Irvy sendiri. Irvy masih tetap bergeming dalam posisinya. Siapa tahu pemuda itu hendak menyerangnya.

"Anda murid baru bukan?"

Kecurigannya sedikit berkurang. Irvy langsung menyimpan pisaunya di balik lengan baju. Sepertinya dia bukan musuh. Pasti dia murid di sini.

"Benar. Kamu murid di sini?" tanyanya sambil menatap pemuda itu.

"Ya. Salam kenal aku murid kelas 2 SMP merangkap noble student."

Ucapan Ryu terbukti gadis didepannya ini sama sekali bukan musuh yang perlu ditakutinya, mungkin hanya tingkat kewaspadaannya yang tinggi. Mungkin gadis didepannya ini juga banyak diincar oleh orang-orang sehingga ia menjadi lebih waspada.

Bukan hal yang buruk juga, Ryu sebenarnya juga sama seperti gadis itu namun ia tidak terang -terangan menunjukannya.

"Namaku Ryunichirou Rheindhardt, nama anda?"

"Ya. Salam kenal aku murid kelas 2 SMP merangkap noble student."

Hooo.... ternyata pemuda ini lebih muda dari Irvy. Tidak heran sih melihat tubuhnya yang pendek. Tapi dia menyangka akan bertemu dengan noble student.

"Namaku Ryunichirou Rheindhardt, nama anda?"

"Irvy. Irvy Frosheart," kata Irvy dan tanpa niat bersalaman seperti layaknya orang yang berkenalan.

"Salam kenal Irvy."

"Sekarang kau sedang menuju ruang staf untuk mendaftar ulang bukan?"

"Biar aku tunjukkan jalannya jika kau tidak keberatan."

"Sekarang kau sedang menuju ruang staf untuk mendaftar ulang bukan?"

Irvy mengangguk. Memang itu tujuannya ke sini.

"Biar aku tunjukkan jalannya jika kau tidak keberatan."

"Tentu saja Irvy tidak keberatan."

Irvy bersiap-siap mengikuti Ryu bila pemuda itu bergerak. Ia tetap waspada, siapa tahu pemuda itu mengajaknya berkeliling nggak jelas dengan tujuan membuatnya tersesat dan meninggalkannya begitu saja.

Quintz saat itu sedang berada di dekat mereka,tapi ia lebih sibuk mengurus tanaman di dekat situ.ia memakai baju tukang kebun dan topi jerami.wajahnya kotor oleh tanah

''hufh...capeeek..''keluhnya kesal

Mendadak pandangan Irvy tertuyju pada seorang pria yang memakai baju tukang kebun dan topi jerami. Pria itu kelihatannya sedang mengeluh kecapekan. Ternayta di sekolah sihir ini masih ada tukang kebun, pikirnya.

"Kamu tukang kebun di sini?" tanya Irvy spontan. Masa bodoh kalau salah.

Quintz menoleh,dan tersenyum
''selamat pagi,nona...murid baru ya?''Quintz tersenyum manis
''anggap saja,aku tukang kebun,''lanjutny riang

''selamat pagi,nona...murid baru ya?''

Irvy mengangguk singkat.

"Selamat pagi. Irvy memang murid baru di sini," balas Irvy. Tumben dia bersikap sopan. Mungkin merasakan khariswa pria di hadapannya ini.

"Anggap saja,aku tukang kebun,''

Tunggu? Tadi dia bilang apa? 'Anggap saja', berarti dia bukan tukang kebun dong.

"Karena kamu bilang 'anggap saja', berarti kamu bukan tukang kebun. Siapa kamu sebenarnya?" tanya Irvy. Kewaspadaannya meningkat.

Quintz tertawa
''Irvy Frosheart?ya kan? Quintz Schwartz,kepala sekolah,salam kenal,gadis manis,'' Quintz mencium tangan Irvy,lalu nyengir

Irvy sedikit terkejut mengetahui pria di hadapannya ini kepala sekolah. Terlebih lagi pria ini tahu namanya. Belum sempat bereaksi, Quintz mencium tangannya. Irvy refleks menarik tangannya dan memandang Quints.
"Ya, betul. Lain kali jangan praktekkan cara salam itu lagi padaku. Irvy tidak suka itu."

"Pagi Quintz. Sedang tidak ada tugas ya?"

Ryu kemudian mengeluarkan Handphonenya yang juga memiliki fungsi GPS.
Bentuk HP Ryu yang berupa kartu tipis dan berwarna nyaris transparan. Ia menekan salah satu tombol yang ada diujung dan kemudian keluar ikon-ikon dalam bentuk hologram 4D. Ryu kemudian memilih gambar berbentuk peta dalam wujud 4D juga. Peta sekolah dalam bentuk mini. Sangat mudah dilihat bagi orang yang buta arah seperti Ryu.

"Ruang staff berada disebelah kiri taman ini."

"Kau mau kesana juga Quintz?"

Quintz menggeleng
''aku nanti dimarahi lagi,gara-gara berpenampilan begini,''Quintz nyengir
''pergilah...''

"Memang itu niat Irvy," sahut Irvy.

Sepertinya dia masih sebal dengan kelakukan Kepala Sekolah yang (kelihatan) masih muda barusan. Makhlum, selama ini belum ada pria yang berani mencium tangannya.

Quintz hanya tersenyum
''dasar cewek....''quintz tertawa riang

Irvy melihat Kepala Sekolah seakan dia alien. Baru kali ini ia bertemu Kepala Sekolah yang "nyentrik" seperti ini. Masih muda lagi. Irvy menebak usianya tidak lebih dari 20 tahun.

"Lalu di mana ruang staff itu?" tanyanya.

''ikuti ryu,''kata Quintz santai
Ia nyengir lagi
''nanti akan kuurus semua suratmu kalo sudah selesai mengurus kebun''

Irvy melirik Kepala Sekolah sejenak, kemudian menundukkan kepala sejenak.

"Baiklah, kalau begitu," katanya.

Sekarang tinggal meunggu reaksi Ryu.

"Ok , nanti kau menyusul saja."

"Oh ya ada undangan pesta dari kakekku, nanat iakan kutaruh di mejamu."

"Nah ayo kita ke ruang staf Irvy."

"Oke," kata Irvy mantap.

Ia pun mengikuti langkah-langkah Ryu. Sebelah tangannya memegang tasnya. Semoga tidak jauh, pikirnya. Ia ingin surat-suratnya cepat selesai diurus.

---

OOC : Ryu, scene berikutnya langsung di ruang staff saja.

OOC: Sip
--------------------

Ryu berjalan menurut arah yang ditujukan orah GPSnya. Tidak sampai beberapa menit mereka sudah tiba di sebuah gedung yang merupakan gedung adminstrasi.

"Nah disini tempatnya , ayo masuk."

"Kalau begitu, permisi."

Irvy memasuki ruangan itu lebih dulu dan mengamati sekelilingnya.

"Lalu? Apa yang harus Irvy lakukan selanjutnya?" tanyanya pada Ryu.

"Cukup mengisi formulir data diri, kalau tidak salah itu sudah diberikan pada saat kau masuk ke sekolah ini."

"Setelah itu kau akan diberitahu kelasmu. Tidak terlalu sulit bukan?"

Ryu cukup mengenal orang - orang yang ada disana, dan tampaknya orang - orang disana menaruh hormat kepadanya karena ia merupakan noble student.

"Ada yang bisa saya bantu?" Ujar salah seorang staff dengan sopan.

"Ada murid yang ingin mendaftar ulang."

"Baiklah tuan muda. Biar saya bantu nona. Apakah anda sudah membawa berkas pendaftaran yang diberikan?"