[o] A New Beggining

First topic message reminder :

Udara pagi terasa begitu sejuk menerpa wajah Sheera. Ia membereskan mejanya di ruang guru dimana ia akan bekerja sekarang. Fatalite Academy... tempat baginya memulai hidup baru.

Selesai ia membereskan mejanya, ia pun berjalan-jalan di sekitar sekolah.

"Nah...hari ini akan ada kejadian menarik apa ya?" Gumamnya sambil tersenyum

Quintz hanya senyum nggak jelas

''yo rev XD. bolos atau sudah selesai?"sapanya riang. Ia memegan bukunya erat

"mumpung kau di sini.....bantu aku cari buku..untuk misi XD"

"Ungh?!" Sheera terkejut sekali ketika kekasihnyam revolte tiba-tiba menciumnya di depan kepala sekolah dan terlebih lagi di tengah keramaian perpustakaan.

Sheera melepaskan ciuman Revolte. wajahnya sungguh memerah.
"R-Rev? K-k-kenapa tiba-tiba?" Tanyanya gugup

Jelas sekali Revolte tidak menghiraukan Quintz. Apalagi Revolte sedang marah kepada Quintz karena terlalu dekat dengan pacarnya. (Sejak kapan jadi posesif?!)

Ia melihat wajah memerah Sheera. Revolte pun tidak menghiraukan pertanyaan kekasihnya itu dan menarik Sheera keluar dari perpustakaan.

"Mengapa kau bersama Quintz di perpustakaan? Terlebih lagi kau dipegang olehnya?!" Tanya Revolte dengan perasaan cemburu yang tinggi

"aku hanya menepuk kepalanya.."kata Quintz memelas.

"Sheera membantuku mencari buku...."lanjutnya

Fin de Vie wrote:"Mengapa kau bersama Quintz di perpustakaan? Terlebih lagi kau dipegang olehnya?!"

Sheera merasa takut karena kekasihnya yang marah itu. Ia kemudian menjawab dengan gugup "a-aku cuma ingin membantunya. K-kasihan..."

Di depan Revolte, Sheera tidak dapat menahan gejolak emosinya "Maaf...hiks..." Sheera memelas

Perlahan-lahan Revolte mulai tenang. Ia mulai sadar bahwa ia membuat kegaduhan, terlebih lagi membuat Sheera menangis.

Dari rasa cemburu, Revolte segera panik melihat kekasihny itu menjatuhkan air mata.

"Wa.. Wa... Etoo Sheera jangan nangis ne.. Maaf. Emm es krim?" Tanyanya panik.

Quintz menghampiri mereka di luar,sambil mebawa buku yang dipilih Sheera tadi

"oy...Sheera hanya bantu aku....."katanya tenang

''kalian juga..ayo bantu aku cari buku!ini penting!!!"katanya tegas.kali ini mimik mukanya mimik muka seorang kepsek

Sheera pun berhenti menangis. Ia tersenyum pada Revolte.

"Akan kumaafkan kalau kamu membantu mencari buku kepala sekolah. Baru setelah itu kita bisa jalan-jalan" Ujanya girang. Hanya jika ada Revolte ia dapat tertawa seperti itu

Revolte meskipun panik karena Sheera menangis. Rupanya masih tetap dendam pada Quintz. Tentu saja ia sebenarnya SANGAT tidak ingin membantu.

Apa daya? Jika ini yang diminta Sheera ia mau tidak mau akan menurut. Ah.. Dirinya yang asli hanya muncul di depan Sheera. Menghela nafas panjang, Revolte pun terpaksa menurut.

"Buku apa?" Tanyanya dingin pada Quintz

Quintz menatapnya serius.

''sejarah sihir dan teknologi..masih ada banyak lagi..ini juga penting untukk... U.S....."katanya tenang. Sekarang ia sedang kepsek mode on.

"cepat..kalau ingin jalan-jalan..kita selesaikan ini dengan cepat.."lanjutnay

Sheera merasa senang kekasihnya itu menurutinya. Sheera bahagia sekali kekasihnya itu selalu mementingkannya.

"He he...Arigatou, Rev-kun." Katanya "Yosh, kamu cari buku teknologi, aku cari sejarah sihir." Lanjutnya semangat. Ia pun masuk lagi ke perpus dan menuju bagian sejarah sihir

Quintz kali ini mimik mukanya waspada. ia melihat ke sekeliling. Ia sadar ia di awasi oleh seseorang sejak beberapa hari yang lalu. maka dari itu ia membawa Sheera untuk menemaninya.

"..."ia terdiam waspada

Berbalik ke dirinya yang dingin tanpa menjawab Revolte berjalan dengan cepat menuju ke bagian teknologi. Menuruti perintah Sheera. Dengan cepat dan setengah asal-asalan ia mengambil buku tebal berujudul "100 tahun sejarah teknologi".

Menggotong buku bertebal 5000 halaman lebih itu, Revolte menaruhnya di meja lalu mememanggil Quintz.

"Itu" katanya singkat sambil menunjuk buku itu

Sheera yang akhirnya menemukan buku yang Quintz minta. Ia pun membawanya kembali pada Quintz. Ternyata sesampainya disana Revolte telah sampai duluan.

"Kepala sekolah, saya menemukan buku sejarahnya." Jawabnya "Wah, Rev-kun cepat juga ya." Pujinya sambil tersenyum

Quintz tak menjawab.

"...nanti...hati-hati..."kata Quintz dingin. ia mengambil buku itu

"Eh?" Sheera bingung dengan perkataan Quintz

Naluri Sheera memang rendah sehingga ia jarang dapat merasakan musuh yang ada di dekat sana.

Quintz menatap mereka

"keluarlah..kalian ingin jalan-jalan,kan?"tanyanya sambil tersenyum seperti biasa,tapi ada sesuatu

"terima kasih atas bukunya.."

Revolte tidak menjawab. Ia bahkan tidak mendengar quintz. Mengapa? Tentu saja karena ia dipuji pacar tersayangnya itu

Dengan muka agak merah ia menatap Sheera "makasih" katanya pelan.

Tiba-tiba sebuah perasaan menghancurkan kesenangannya. Ia merasa beberapa pasang mata tertuju pada mereka. Mengabaikkan perasaan itu demi tidak menarik perhatian musuh, Revolte menghadap Sheera.

"Mau jalan-jalan?" Ajaknya sambil tersenyum.

Revolte menelengkan kepalanya kepada quintz "mau ikut?" Tanyanya dengan nada lebih dingin

Quintz hanya senyum,"tidak....ada yang harus kucari lagi..."

Ia menyuruh..atau lebih tepatnya mengusir mereka secara lembut dari perpustakaan kota

Mau jalan-jalan?"

"Ya....tentu saja." Jawabnya mantap

Tapi, ada yang membuatnya ragu sedikit. Sikap Quintz yang berubah itu agak mengkhawatirkannya.

"Tapi, bagaimana dengan kepala sekolah?" Tanyanya

:udah pergi sanaaa!!"katanya merajuk.
"aku tak apa koook.."katanya riang gembira

"Hmm...baiklah." Jawab Sheera dengan ragu

Ia sebenarnya agak khawatir pada Quintz. Tapi, ia juga tidak mau mengecewakan Revolte.

"Ayo, Rev-kun." Ia menarik tangan Revolte

"ja ne~~"ia melambaikan tangan,lalu keluar sambil mebawa buku2 yang berat itu.

Ia sendirian sekarang,tapi ia tahu ada yang mengikutinya.

[out=ke outer]

Revolte menatap quintz sebentar, lalu menghadap ke Sheera.

"Ia bisa menjaga dirinya sendiri" Kata Revolte akhirnya.

Ia pun mulai berjalan keluar dari perpustakaan, berharap Sheera mengikutinya

Sheera mengikuti Revolte. Ia pun berjalan disampingnya sambil menggenggam tangan Revolte.

"Umm...kita kemana, Rev-kun?" Tanya Sheera