Login
User Yang Sedang Online
Total 1 user online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 1 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 22 pada Wed Jun 10, 2020 3:10 pm
Latest topics
» Hello...Minna san~by choushirou kurogeha Fri Apr 03, 2015 3:18 pm
» Shiritori~!
by Arthady Kimaru Wed Aug 03, 2011 8:23 am
» No Rules Require
by Arthady Kimaru Wed Aug 03, 2011 8:23 am
» Sketching around
by Arthady Kimaru Thu Jul 21, 2011 9:53 am
» Absence Absence XD
by Arthady Kimaru Thu Jul 21, 2011 9:52 am
» [Comment] Einsamkeit (Loneliness)
by Arthady Kimaru Thu Jul 21, 2011 9:49 am
» Let's Fangrilling!
by Arthady Kimaru Thu Jul 21, 2011 9:48 am
» Rikka here
by Arthady Kimaru Thu Jul 21, 2011 9:45 am
» [2nd Chara] Shion Runettes - 2 SMP
by Wilhelm Runettes Mon Oct 18, 2010 9:42 pm
[O]Valkommen
2 posters
Halaman 1 dari 1
[O]Valkommen
Pagi hari, waktu dimana para murid-murid Fatalite Academy untuk bersekolah. Tidak hanya murid-murid nya saja, guru juga tentunya, ikut memulai aktifitas mereka. Bagaimana bisa di suatu sekolah yang ada hanya murid-muridnya saja sementara gurunya tidak ada. ah sudahlah...
Pintu gerbang Fatalite Academy terbuka lebar, mempersilahkan para murid-murid dan guru-gurunya memasuki wilayah sekolah seperti biasanya. Begitu juga dengan Stift. Hari itu seperti hari-hari sebelumnya ia mengajar menjadi dosen di universitas Fatalite.
Hanya mungkin sekarang, akan ada murid baru, Stift cukup menantikannya. Ia hanya tersenyum dan tertawa pelan sendiri.
Stift berjalan sampai akhirnya memasuki wilayah universitas Fatalite bersamaan dengan gerombolan-gerombolan mahasiswa-mahasiswi yang kuliah disana. Mahasiswa-mahasiswa cukup banyak yang mengenalnya, mereka menyapa Stift layaknya kebiasaan para murid bertegur sapa kepada dosen. Betapa tidak, Dosen ini memang cepat sekali akrab dengan para murid-muridnya.
Begitulah cerita pada pagi itu...Stift pun berjalan ke ruangannya untuk mempersiapkan jam pertama...
Pintu gerbang Fatalite Academy terbuka lebar, mempersilahkan para murid-murid dan guru-gurunya memasuki wilayah sekolah seperti biasanya. Begitu juga dengan Stift. Hari itu seperti hari-hari sebelumnya ia mengajar menjadi dosen di universitas Fatalite.
Hanya mungkin sekarang, akan ada murid baru, Stift cukup menantikannya. Ia hanya tersenyum dan tertawa pelan sendiri.
Stift berjalan sampai akhirnya memasuki wilayah universitas Fatalite bersamaan dengan gerombolan-gerombolan mahasiswa-mahasiswi yang kuliah disana. Mahasiswa-mahasiswa cukup banyak yang mengenalnya, mereka menyapa Stift layaknya kebiasaan para murid bertegur sapa kepada dosen. Betapa tidak, Dosen ini memang cepat sekali akrab dengan para murid-muridnya.
Begitulah cerita pada pagi itu...Stift pun berjalan ke ruangannya untuk mempersiapkan jam pertama...
Re: [O]Valkommen
Pagi hari.
Hmm—menyegarkan juga untuk berjalan-jalan pagi sejenak. Pandangannya masih cukup buyar saat itu dan matanya cukup seperti mata panda. Kurang tidur bisa dikatakan, masih mengantuk namun dirinya sudah tidak terlalu dapat tidur. Semua hal yang menyangkut tentang patologi-patologi lupakan saja terlebih dahulu. Membeli kopi dua kaleng untuk diminum tidak ada salahnya bukan? Daripada dirinya harus memikirkan semua hal yang bersifat patogen dan semacamnya.
Masih mengantuk dan dirinya terus melangkah tanpa arah.
Menyusuri lorong-lorong yang terasa begitu panjang dan kedua kakinya masih terus melangkah. Tsk, terkadang. Suasana ditempat itu masih terasa cukup dingin dan dirinya masih tidak terlalu enak badan sehingga jangan salahkan apabila dirinya dapat meledak sewaktu-waktu, masih terus berjalan. Tidak memperhatikan jalan saat itu, dirinyapun menabrak seseorang.
BRAK!
Tsk, persetan.
Hmm—menyegarkan juga untuk berjalan-jalan pagi sejenak. Pandangannya masih cukup buyar saat itu dan matanya cukup seperti mata panda. Kurang tidur bisa dikatakan, masih mengantuk namun dirinya sudah tidak terlalu dapat tidur. Semua hal yang menyangkut tentang patologi-patologi lupakan saja terlebih dahulu. Membeli kopi dua kaleng untuk diminum tidak ada salahnya bukan? Daripada dirinya harus memikirkan semua hal yang bersifat patogen dan semacamnya.
Masih mengantuk dan dirinya terus melangkah tanpa arah.
Menyusuri lorong-lorong yang terasa begitu panjang dan kedua kakinya masih terus melangkah. Tsk, terkadang. Suasana ditempat itu masih terasa cukup dingin dan dirinya masih tidak terlalu enak badan sehingga jangan salahkan apabila dirinya dapat meledak sewaktu-waktu, masih terus berjalan. Tidak memperhatikan jalan saat itu, dirinyapun menabrak seseorang.
BRAK!
Tsk, persetan.
Resha F. Aslveria- Posts : 37
Join date : 24.12.09
Re: [O]Valkommen
saat itu, dirinyapun menabrak seseorang.
BRAK!
Tsk, persetan.
Ternyata pagi itu Stift awali dengan ditabrak seseorang secara tidak sengaja. Stift pun menoleh ke belakang, dilihatnya seseorang yang baru ia lihat...
ah, anda tidak apa-apa???
tanyanya...
Re: [O]Valkommen
Tsk—tidak apa-apa kepalamu.
Sekilas tidak mau membalikan wajahnya pada saat itu dan sejenak dirinya hanya terdiam. Membalikan wajahnya dengan seolah-olah tidak terjadi apa-apa pada saat itu, tersenyum kepada sosok tersebut. Lebih tua—dosen. Ah—ya-ya-ya tidak ada gunanya bukan kalau ia marah pada saat itu.
“Tidak apa-apa, tenang saja…”
Sekilas tidak mau membalikan wajahnya pada saat itu dan sejenak dirinya hanya terdiam. Membalikan wajahnya dengan seolah-olah tidak terjadi apa-apa pada saat itu, tersenyum kepada sosok tersebut. Lebih tua—dosen. Ah—ya-ya-ya tidak ada gunanya bukan kalau ia marah pada saat itu.
“Tidak apa-apa, tenang saja…”
Resha F. Aslveria- Posts : 37
Join date : 24.12.09
Re: [O]Valkommen
Tsk—tidak apa-apa kepalamu.
sesaat terbaca perkataan itu Stift hanya tertawa lucu mendengarnya...
“Tidak apa-apa, tenang saja…”
ah...begitukah...
anoo...kau mahasiswa-
sekilas Stift langsung tau bahwa mahasiswi di depannya ini adalah mahasiswi jurusan...kedokteran, hm hm...kemampuan "reader"nya suka menyeruak keluar...dia melihat masa lalu mahasiswi itu saat dia sedang kuliah kedokteran...di kelas, dan di papan tulisnya tertulis oleh dosen yang sedang mengajar,"kuliah kedokteran". Jadi tentu saja Stift tau...
Stift melanjutkan omongannya
salam kenal, Resha-san. Hari ini pun berjuang ya di kedokteran!
Setelah berbicara itu disertai dengan senyum khasnya, Stift pun pergi, berjalan kembali...
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|