[o] Headwind Student

First topic message reminder :

Pagi yang cerah, dengan sedikit awan yang bergerak pelan.

Angin pasti tidak begitu kencang diatas sana, pikir seorang pemuda yang tengah berjalan menuju gerbang masuk kampusnya di Fatalite Academy. Dia memakai kemeja berwarna putih dengan dasi berwarna merah, juga celana kain panjang, di kerahnya tersemat bros berbentuk lonceng berwarna merah. Ia bosan, lalu memutar-mutar jarinya dan membuat sebuah pusaran angin kecil yang menerbangkan dedaunan di tanah.

Ia adalah Valentes, atau biasa dipanggil Val, dia datang kemari untuk mengasah kemampuannya yang istimewa, yaitu mengendalikan angin dan air yang ada disekitarnya. Dia sudah menyelesaikan pendidikan dasarnya dan kini menuntut ilmu sebagai seorang mahasiswa di akademi ini.

"Pertama... mencari info ruangan kuliah..." gumamnya sambil berjalan tenang... *duak!*

"Auch!" Val tersandung bebatuan di gerbang masuk, dan meloncat-loncat kesakitan dengan satu kaki.

"Ouch... sepatu ini juga menyakitkan pula..." ia lalu duduk bersandar di gerbang, lalu membuka sepatunya yang terbuat dari kulit. Kakinya memerah dan membengkak. Ia lantas mengambil air dari tasnya dan mengendalikannya, membungkus kakinya dengan bantalan air yang dingin dan sedikit padat.

"Hmm... ruang staff dimana ya...?"

oot: hhahaha. pengen sih.

Firiel mengerutkan kedua alisnya dan keringat dingin mengalir di samping pelipisnya. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya ia membungkukan badannya, entah kenapa.

"Ma-Maaf! A-Aku tak sengaja! Sekali lagi maaf!" serunya, entah kenapa, merasa sangat takut dengan orang yang ada di hadapannya.

Aneh, padahal terhadap Quintz ia tak takut. Tapi lain halnya terhadap Revolte.

oot : *mojok* ''a

Revolte pun melihat Firiel dengan mata kaget. Baginya itu biasa di tabrak orang dan jatuh. Lagipula itu bukan sepenuhnya salah Firiel. Ia juga salah karena berdiri di tengah jalan.

"ah? tidak apa-apa kok. Salahku juga berada di tengah jalan" Jawabnya santai.

Revolte baru sadar, Firiel merupakan anak SMP, jadi apa yang di lakukan gadis itu di sini? Di dorong rasa penasaran Revolte bertanya

"eto.. anak SMP kan? mengapa berada di gedung universitaskah?" Tanya Revolte bingung

Firi tersenyum simpul namun tak berani menatap orang yang telah ia tabrak. Entah kenapa ada sesuatu dalam diri Revolte yang membuat ia takut. Bahkan jari-jari Firi sampai bergetar karenanya.

"Ngg, itu, anu.. sa-saya sedang mencari Mr. Quintz. Ta-tapi malah tersesat kesini.." jawabnya kaku. Tak memandang Revolte karena terlalu takut. Ia hanya memainkan jari-jarinya yang gemetar.

Revolte melihat Firiel yang bergetar. Aneh, udara di sini tidaklah terllau dingin. Maka tidak ada alasan Firiel bergetar.. kecuali.. jika gadis ini takut pada sesuatu.

Menepis pertanyaan di kepalanya. Revolte pun menjawab

"ah.. Quintz, tadi ia baru saja pergi setelah mengantarkan, kakak ini ke ruangan staff"

Tanpa sadar pertanyaan keluar dari mulut Revolte

"Mengapa tanganmu bergetar seperti itu? kau sakit?"

Firi mengangguk pelan pada Revolte sebelum akhirnya tubuhnya tersentak mendengar pertanyaan Revolte yang umurnya kira-kira hampir sama dengan dirinya atau Ryu. Sebenarnya ia juga tak punya alasan untuk takut pada Revolte. Namun seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, sesuatu di dalam diri cowok itu membuatnya takut.

"Sa-Saya takut.." jawabnya. Ia tak tahu harus menjawab apa lagi selain berkata jujur.

"...oh... SMA..." kata Val pelan sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Lalu, seorang anak yang tampaknya masih SMP, datang. Keduanya mengobrol dan tampak baginya bahwa anak SMP itu menghormati atau malah takut pada anak SMA itu.

"...?" Val melihat mereka berdua dengan tatapan datar, diantara tertarik dan tidak tertarik sama sekali.

"Ah, kalau begitu, aku pergi dulu, ya?"

"ramai,ya~~"kata Quintz mendekati mereka. Ia sekar ang memakai kaos berlengan panjang bewarna putih

"sedang apa?"

Revolte bingung mendengar jawaban Firiel. Takut kepada apa? Setahunya Firiel tidak mempunyai kekuatan melihat hantu dan kedua sekolah ini bebas hantu.

"takut? takut kenapa? pada siapa?" Tanyanya heran

Tiba-tiba Val ijin untuk keluar. Revolte pun mengangguk tanda setuju. "semoga kita bertemu lagi senpai!" Katanya pada Val

"oooooooooy!!!!kalian kan kusapa~~~!!!!!"ia protes

"sedang apa?aha!!!daada val~~~"katanya riang

Firi kini bingung dan tidak tahu harus berkata apa mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Revolte. Ia lalu menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan perasaan takut tersebut yang selalu ada setiap kali Revolte ada di dekatnya.

"Sa-Saya.." begitu Firi hendak menjawab pertanyaan Revolte tersebut, dilihatnya Quintz. Ia menghela nafas lega dan segera memanggil Quintz.

"Mr. Quintz!" serunya.

"yo Firi XD"ia menepuk kepala Firi lembut

"ramainya~~~~"