{RP}Battle on the City

First topic message reminder :

Quintz saat itu terlihat berbeda. sambil membawa buku yang tadi ia pinjam,ia berjalan dengan ceria(?),tapi gerak-geriknya waspada. Ia sesekali melirik ke belakang

Ia terus berjalan,meski sesekali berhenti untuk menjahili muridnya yang kebetulan lewat,tapi hawa orang itu telah bebeda

"Mereka bukan zombie, mereka hanyalah copian." Ucap Ryu. Ia kemudian menkonsentrasikan kekuatannya. Ryu membuat mereka semua merasakan sakit yang parah sehingga badan mereka mabruk, tapi itu bukan tujuan Ryu.

Tujuannya adalah mencari mahluk yang bisa mengeluarkan suara, karena copyan tidak bisa mengeluarkan suara seperti manusia biasa. Dan dugaan Ryu benar ada satu orang yang berada di tengah mereka menjerit kesakitan, copiannya kemudian menghilang.

Tinggal ia sendiri , orang asli tersebut memegang kepalanya karena rasa sakit yang tidak tertahankan ia juga merintih kesakitan. Ryu menghentikan rasa sakitnya.

"Quintz , giliranmu."

Quintz menyeringai . Ia berlari dengan cepat,dan mengkombinasikan pukulannya dengan api,lalu memukul orang itu jatuh

"kalau kau mengincarku..tunggu 100 tahun lagi..."

Firiel bertepuk tangan melihat musuhnya dapat dengan mudah dihabisi oleh Quintz. Ia lalu berseru girang. "Kepala sekolah memang hebat!"

Ia sendiri bersyukur karena tidak perlu bertarung lebih lama.

Quintz belum merubah ekspresinya. Ia mengambil buku yang sempat ia beri pelindung

"kalian..istirahatlah..."katanya datar. Ia tahu masih ada yang mengawasi

"Good job."

"Jangan memujinya nati dia kegran."

"Nah sekarang kita ke cafe yuk. Aku mau minum kopi ."

"kalian saja...."katanya datar.

"aku harus membereskan semua yang berantakan ini..."

Firi mengangguk, ia lalu segera mendekati Ryu dan mengikuti cowok itu. "Hei, kau janji mentraktir aku strawberry shortcake 'kan?" serunya sambil menepuk punggung Ryu.

Ia lalu menoleh ke belakang, pada Quintz. "Mr. Quintz! Crazy mode-nya jangan terlalu lama ya! Nanti kau bisa dianggap sebagai orang aneh!" serunya sambil melambai-lambaikan tangannya pada Quintz.

Quintz tetap diam dan mengamati orang yang tadi menyerangnya.

"cari mati..."

"Kau yakin? Perlu bantuan tidak?"

Ia kemudian mendekati Quintz dan membisikkan sesusatu padanya.

" Sepertinya pengganggu masih ada, aku bawa dia pergi dulu ya." ucap Ryu lirih pada Quintz

"Nah , Fil ayo kutraktir."

Firiel tersenyum ketika Ryu sempat berbisik sejenak pada Quintz, hingga akhirnya kembali padanya. Setelah itu, ia lalu membisikkan sesuatu pada Ryu.

"Hei, bagaimana kalau kita juga ikut menyelidiki orang yang menyerang Quintz? Tapi jangan sampai Quintz tahu, kalau nggak nanti dia marah!" usulnya sambil menyeringai sedikit.

"Tidak perlu melakukan hal itu."

"Nanti Quintz marah dan aku bakal kerepotan menenangkannya."

"lagipula biar kelihatannya lemah , sebenarnya ia orang terkuat di akademi ini."

Firiel mengangguk dan tersenyum. Ia setuju dengan perkataan Ryu bahwa Quintz memang sangat kuat. Entah kenapa, wajahnya memerah sedikit, namun sama sekali tak terlihat karena wajahnya memang sudah memerah dari lahirnya.

"Kalau begitu, kau traktir aku Strawberry Shortcake yang banyaak!" serunya sambil membayangkan cake yang ia sukai itu ada banyak sekali dan membuatnya drooling.

Namun tiba-tiba, kumpulan orang-orang yang entah datang darimana menghadang ia dan Ryu. Masa kali ini mereka berdua yang dijadikan sasaran?

"ne..ne..."Quintz menghampiri Firi dan Ryu

"berani mendekati muridku berarti neraka...."katanya sadis

" Aku buat mereka kesakitan saja ya , sisanya kau yang urus ." Ucap Ryu sambil tersenyum. Ia melakukan apa yang dia katakan dalam sekejap orang-orang tersebut meronta kesakitan bahkan ada beberapa yang tumbang .

"Nah sekarang giliranmu, lakukan apa saja yang kau sukai."

"Nanti aku yang tanggung jawab."

Quintz hanya mnyayat mereka dengan angin miliknya,element terkuat dari dirinya

"....enyah!!!"katanya sadis

Firiel hanya menatap dua orang di dekatnya menghabisi para musuh-musuh tersebut. Sebagai seorang gadis, lama-lama ia menjadi takut juga.

Ia lalu memeluk lengan salah satu dari mereka berdua, tak peduli siapakah itu. "Se-Sebenarnya.. mereka itu kenapa?"

"Mereka bukan siapa-siapa kok."

"Mereka hanya ingin merebut posisi Quintz." ucap Ryu setengah berbohong. Memang mereka mungkin menginginkan posisi Quintz tapi pasti mereka mempunyai tujuan yang jauh lebih besar. Pasti ada dalang dibalik ini semua, tapi ia mungkin masih ingin melihat kemampuan Quintz sebelum turun langsung.

"Dan bisa lepaskan lenganku ? Aku jadi sulit bergerak." Ucap Ryu sambil tersenyum.

Quintz menguap lebar setelah semua pergi

"buku perpustakaanku kuletakkan di mana,ya?"

Firiel menjadi salah tingkah melihat dirinya memeluk lengan Ryu. "OMG! Salah orang!"

Ia lalu menoleh pada Quintz. "Hey, mister, orang-orang bodoh itu mengincarmu! Kenapa kau tidak penasaran sih siapa otak dibalik semua penyerangan itu?"

Quintz menoleh,lalu nyengir seperti biasa

"nggak apa...hahahahahahahahaha"ia tertawa

"sudah biasa kok..."

Firi hanya menggeleng. "Dasar aneh, kalau nanti yang muncul monster gima--"

Kata-kata Firiel terpotong melihat ada monster berbentuk seperti mutan cacing raksasa keluar dari dalam tanah.

"Kenapa bisa ada monster di Fatalite City!!!" teriaknya heran. "Ini pasti ulah summoner!"

Quintz hanya diam

"yang ngomong...yang nyelesein!"katanya pada firiel

Ia menatap makhluk itu malas

Firiel menggeleng kepalanya dengan cepat. "Nggak mau! Monster itu menjijikan! Gimana kalau darahnya nanti kena aku?"

namun tetap saja Firi mengeluarkan pisau raksasa dan memberikan gaya dorong dan gaya sentripetal pada pisau tersebut hingga membelah dua monster cacing tersebut.

Tiba-tiba saja tubuh cacing tersebut menghilang. "Ternyata cuma ilusi!! Sial!!"

"Malah pernah jumlahnya hampir satu kota."

"Dulu aku sampai capek gara-gara Quintz."

"kalau kau didekatnya berarti kauu akan ikut terseret nona." Ucap Ryu tersenyum jail.

Quintz merogoh saku nya dan mulai menghisap rokok ,sebelumnya ia nyalakan rokok itu dengan api nya
WAIT!!!Quintz merokok?!yip!!dan itu baru-baru ini

bahkan ryu dan Adri tak tahu

"fuh......harus perbaiki kota nih..."